Dengan kata lain, kesombongan seseorang, keminderan, iri, dengki, ataupun ketakutan akan kehilangan duniawi merupakan indikasi bahwa dia belum sampai kepada keyakinan hidup yang sebenarnya bahwa semuanya hanyalah titipan Allah belaka. Semakin lemah keyakinan seseorang, maka dia akan semakin tersiksa dan diperbudak oleh perasaan bersalahnya, dan hal itu akan membuat dia semakin menderita. Jikalau sudah kokoh dan mantap keyakinan bahwa segalanya hanyalah milik Allah semata, dan kita hanya sekadar makhluk yang mampir sebentar di dunia ini, maka akan ada suatu kondisi batin yang mantap dimana kita tidak akan goyah oleh ada dan tiada. Tidak ada kesombongan, minder, iri, dengki dan ketakutan akan kehilangan ataupun kesedihan dengan ketiadaan.
Jumat, 03 Agustus 2012
Tukang Parkir
Lihatlah, walaupun di lahan parkirnya begitu banyak mobil bagus,dan mewah tetapi tak terlihat kesombongannya sedikitpun. Begitu pula dengan silih bergantinya mobil, baik yang bagus dengan yang lebih bagus, ataupun dengan yang lebih jelek, tidak juga membuatnya menjadi takabbur atau minder. Bahkan ketika diambil satu per satu sampai habis sekalipun, tidak bertambah rasa duka atau sedih karena merasa kehilangan. Mengapa demikian ? Penyebabnya karena tukang parikir tidak merasa memiliki melainkan hanya merasa tertitipi, sehingga ada dan tiadanya tidak akan banyak mempengaruhi sikap mental si tukang parkir tersebut.
Dengan kata lain, kesombongan seseorang, keminderan, iri, dengki, ataupun ketakutan akan kehilangan duniawi merupakan indikasi bahwa dia belum sampai kepada keyakinan hidup yang sebenarnya bahwa semuanya hanyalah titipan Allah belaka. Semakin lemah keyakinan seseorang, maka dia akan semakin tersiksa dan diperbudak oleh perasaan bersalahnya, dan hal itu akan membuat dia semakin menderita. Jikalau sudah kokoh dan mantap keyakinan bahwa segalanya hanyalah milik Allah semata, dan kita hanya sekadar makhluk yang mampir sebentar di dunia ini, maka akan ada suatu kondisi batin yang mantap dimana kita tidak akan goyah oleh ada dan tiada. Tidak ada kesombongan, minder, iri, dengki dan ketakutan akan kehilangan ataupun kesedihan dengan ketiadaan.
Dengan kata lain, kesombongan seseorang, keminderan, iri, dengki, ataupun ketakutan akan kehilangan duniawi merupakan indikasi bahwa dia belum sampai kepada keyakinan hidup yang sebenarnya bahwa semuanya hanyalah titipan Allah belaka. Semakin lemah keyakinan seseorang, maka dia akan semakin tersiksa dan diperbudak oleh perasaan bersalahnya, dan hal itu akan membuat dia semakin menderita. Jikalau sudah kokoh dan mantap keyakinan bahwa segalanya hanyalah milik Allah semata, dan kita hanya sekadar makhluk yang mampir sebentar di dunia ini, maka akan ada suatu kondisi batin yang mantap dimana kita tidak akan goyah oleh ada dan tiada. Tidak ada kesombongan, minder, iri, dengki dan ketakutan akan kehilangan ataupun kesedihan dengan ketiadaan.
Kepada Siapa Saja yang Sayang Ibu....
Ketika ibu saya berkunjung, ibu mengajak saya untuk shopping bersamanya kerana dia menginginkan sepasang baju kurung yg baru.Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain, dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami pergi juga ke pusat perbelanjaan membeli baju tersebut. Kami mengunjungi setiap butik yang menyediakan pakaian wanita, dan ibu saya mencoba sehelai demi sehelai pakaian dan mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu, saya mulai penat dan kelihatan jelas riak2 kecewa di wajah ibu.
Akhirnya pada butik terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu baju kurung yang cantik . Dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam fitting room, saya melihat bagaimana ibu mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengenakannya. Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya, seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya. Saya berbalik pergi dan coba menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sadari. Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke fitting room untuk membantu ibu mengenakan pakaiannya.
Pakaian ini begitu indah, dan ibu membelinya. Shopping kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat dilupakan dari ingatan …
Sepanjang sisa hari itu, fikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam fitting room tersebut dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengenakan pakaiannya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling berbekas dalam hati saya. Kemudian pada malam harinya saya pergi ke kamar ibu saya mengambil tangannya, lantas menciumnya … dan yang membuatnya terkejut, saya memberitahunya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di dunia ini. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan sejelasnya, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu.
Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri. Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ibu…
Reposting from thohari.wordpress.com
Langganan:
Postingan (Atom)